"Eb, ambilkan cangkir ijo"
"Ijo mana mak?"
"Itu yang ijo!"
"Ijo mana sih mak?"
"Ya ampun Sueb, di depan matamu, nak. Kalau ular sudah dipatuk kamu nak."
"Mak, ini biru, bukan ijo"
Saya baru saja pergi ke sinshe, pakar pengobatan tradisional Cina di Glodok, setelah tahu pekerjaan saya dan tempat kerja di mana, dia memberi nasihat:
Lu olang mesti banyak-banyak olah laga, istilahat yang cukup, ya ... Jangan minum kopi, teh, soda, ato lainnya, apalagi yang di cafe. Banyakin minum ail putih hangat. Jangan banyak makan di lual (seafood, bulgel, dll). Jangan kelja naik mobil. Jangan juga naik taksi, mau yang biasa ato yang online jangan. Naik angkot aja ato lebih bagus lagi jalan kaki ato naek sepeda. Kulangin makan daging, makanan laut. Banyak makan sayulan. Banyak-banyak puasa bagus juga. Istilahat yang cukup, jangan suka dugem hula-hula. Jangan banyak-banyak lokok.
Saya pun tertunduk lesu ... Lalu saya tanya sama sinshe: Sebenarnya saya ini sakit apa sih, Koh? Sampai banyak banget pantangannya ...?
Ibuku melarang aku pacaran karena aku masih duduk di bangku clas mild,
yang tak jauh dari gudang garam,
tapi ibu menjodohkan aku dangan anak pak dji sam soe,
dengan mahar seperangkat alat salat crystal sebanyak 234,
sungguh sakit hati ini bagai di tusuk djarum black,
ingin rasanya aku berlari ke kota malrboro,
untuk mencari cinta yang sampoerna ...