Kisah Dosen di Malang Setelah Salat Jumat di Masjid Jami' Malang

February 22, 2020

Usai salat Jumat di masjid Jami' Malang ... saya beranjak hendak pulang. Tapi ketika di parkiran saya menghentikan langkah ketika ada sebuah tas tergolek di dekat kendaraan saya. Dengan hati-hati saya angkat tas itu. Sedikit agak berat. Tapi saya tidak tahu siapa pemilik tas ini.

Rasa penasaran, dengan terpaksa demi untuk mengetahui identitas pemiliknya, saya buka tas itu dan menemukan sebuah amplop besar dari nama sebuah bank. Saya baca di dalamnya juga ada nama dan alamatnya serta tulisan sejumlah uang. 5 tumpukan uang pecahan Rp100 ribu. Saya kaget. Antara bingung dan rasa amanah saya keluar masjid. Uang ini harus dikembalikan ke pemiliknya.

Saya bergegas memacu mobil ke alamat yang ada dibungkusan uang itu. Ketika sampai, saya coba beri salam dan mengetuk pintu pagar rumah. Keluar seorang laki-laki yang sudah berumur berperawakan tinggi, berkulit putih cerah kearab-araban yang menanyakan, “Mau bertemu siapa?

Saya bertanya, "Saya mau bertemu Bapak Haji Salim. Apakah ada?"

"Saya nama yang saudara cari. Ada apa ya?"

"Pak Haji tadi salat di masjid Jami'?" tanya saya.

"Ya. Betul"

"Pak Haji tadi bawa apa ketika salat?"

Laki-laki itu menjawab, "Astagfirullah ... iya ... saya bawa tas cokelat dan dari tadi saya mencari-carinya. Saya lupa di mana menyimpannya." Pandangannya ke arah saya penuh selidik.

Saya kembali ke mobil dan mengeluarkan tas yang tadi diketemukan di masjid. "Tas yang ini bukan Pak?"

"Ya ... yang itu ... Aduh Alhamdulillah terima kasih Nak. Dalam tas ini bapak menyimpan uang dari Bank."

"Maaf demi untuk mencari pemiliknya terpaksa saya melihat isinya, Pak." Saya serahkan tas itu dan minta diri untuk pulang.

Tapi saya ditahan pak Haji Salim, "Tunggu Nak, ada yang ingin bapak sampaikan padamu sebagai rasa terima kasih bapak."

Pak Salim yang berwajah Arab ini lalu memanggil nama seorang wanita. Tidak lama kemudian muncul seorang wanita cantik berhijab tersenyum ramah kepadaku.  Masya Allah ... hati ini mulai berdetak kencang.

"Nak ini anak saya, dia belum menikah. Dia janji akan menikah dengan laki-laki yang baik dan jujur seperti kamu."

Saya kaget. Dengan tergagap saya berkata, "Maaf pak, saya sudah beristri. Saya belum bilang apa-apa ke istri saya tentang rencana bapak ini."

Pak Salim tersenyum, dia bertanya dengan sabarnya, "Tenang nak, bapak nanti yang minta izin ke istrimu. Ada nomor HP-nya?"

Saya mengangguk lalu memberikan nomor HP. Pak Haji Salim mencatat nomor HP saya dan langsung menelepon ke istri saya.

Tubuh saya tiba-tiba gemetar saking gemetarnya sampai seperti diguncang-guncang apalagi saat telepon diberikan kepada saya katanya istri saya mau bicara, lalu terdengarlah suara istri saya sambil menggoyang-goyang tubuh saya ...

Pak, bangun pak ...
Tolong angkat Gallon Aqua ...!

Pesan moral:
Jangan terlalu mikirin mau kawin lagi! 😅😅🤭🤭 jangan lupa ngopi ☕☕👍👍

You Might Also Like

0 comments

Populer

Like us on Facebook

Flickr Images